Selasa, 02 Maret 2010

What Is The Penalaran

PENALARAN atau yang disebut dengan Reasoning yang dijelaskan oleh Copi (1978) sebagai berikut: “ Reasoning is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises ” . Dengan demikian jelaslah bahwa Penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang dianggap benar yang disebut premis. Penalaran sebagai sebuah kemampuan berpikir, memiliki dua ciri pokok, yakni logis dan analitis. Logis artinya bahwa proses berpikir ini dilandasi oleh logika tertentu, sedangkan analitis mengandung arti bahwa proses berpikir ini dilakukan dengan langkah-langkah teratur seperti yang dipersyaratkan oleh logika yang dipergunakannya. Pernyataan ini akan lebih jelas apabila anda membaca uraian berikut ini. MACAM - MACAM PENALARAN 1. Penalaran Deduktif Penalaran Deduktif atau juga dikenal sebagai berpikir rasional yang dibidani oleh Filosof Yunani Aristoteles merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus. Sang Bangsawan Aristoteles menyatakan bahwa penalaran deduktif. Sebagai contoh misalnya kita amati pernyataan-pernyataan berikut ini : I. Semua manusia akan mati. II. Peserta latihan penelitian ini adalah manusia. III. Peserta penelitian ini akan mati. Pernyataan I kita kenal sebagai premis mayor, pernyataan II adalah premis minor dan pernyataan III adalah kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik akan bernilai benar jika kedua pernyataan di atasnya benar, demikian pula sebaliknya. Banyak sekali kegiatan manusia yang menggunakan penalaran deduktif, sebagai contoh misalnya dokter dalam mendiagnosis penyakit pasiennya, detektif yang menyelidiki masalah kriminal, atau egiatan lainnya, tapi yang harus dicantumkan adalah bahwa penggunaan yang banyak bukan jaminan bahwa penelaran deduktif ini dapat dipergunakan tanpa kelemahan-kelemahan. Kelemahannya adalah bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan logika deduktif tak mungkin lebih luas dari premis-premisnya, sehingga sulit diharapkan kemajuan ilmupenegetahuan jika hanya mengandalkan logika ini. 2. Penalaran Induktif Penalaran Induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Inilah alasan eratnya kaitan antara logika induktif dengan istilah generalisasi. Contoh gampang penalaran induktif ini misalnya: Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Penalaran ini dirintis oleh Prancis Bacon yang tidak puas dengan penalaran deduktif, dan tidak habis pikir mengapa misalnya masalah jumlah gigi kuda saja harus berdebat habis-habisan dengan menggunakan logika deduktif. 3. Penalaran Ilmiah Gabungan penalaran Deduktif dan Induktif inilah yang kemudian memunculkan penalaran baru yang dikenal degan penalaran ilmiah.John Dewey meramu gabungan penalaran tersebut ke dalam langkah-langkah berpikir yang dikenal sebagai berpikir reflektif (reflective thinking). Langkah-langkah berpikir reflektif inilah yang kemudian menjadi cikal bakal metode ilmiah (scientific method). Anderson mengemukakan urutan langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut: 1. Perumusan masalah. 2. Penyusunan hipotesis. 3. Melakukan eksperimen/pengujian hipotesis. 4. Mengumpulkan dan mengolah data. 5. Menarik kesimpulan. Penalaran ilmiah atau metode ilmiah yang menghendaki pembuktian kebenaran secara terpadu antara kebenaran rasional dan kebenaran faktual, mengggabungkan penalaran deduktif dan induktif dengan menggunakan hipotesis sebagai jembatan penghubungnya. Jadi, Kesimpulannya adalah Penalaran adalh sebuah kemampuan berfikir pada manusia yang memiliki dua ciri pokok, Yaitu : Logis dan Analitis. Logis adalah proses berfikir tersebut dilandasi oloh logika tertentu sedangkan Analitis adalah ptosrs berfikir dengan langkah-langkah teratur. Penalaran dibedakan menjadi tiga macam, Yaitu : Penalaran Deduktif, Penalaran Induktif dan Penalaran Ilmiah. REFERENSI : FADJAR SHIDIQ dan SYIFA MUFIEDATUSSALAM

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts :

Followers :

Mengenai Saya :

Foto saya
Susah diungkapkn dgn kata-kata karena setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap saya.
free counters