Jundi wal Nazli

Kantong pelastik keresek berwarna, terutama berwarna hitam, kebanyakan merupakan produk daur ulang. Karena itu, Konsumen diharapkan berhati-hati dan tidak menggunakan kantong pelastik kresek tersebut untuk mewadahi makanan. " Dalam proses daur ulang tersebut, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas wadah Pestisida, limbah Rumah Sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah logam berkarat dan masih banyak lagi ," Kata kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) Husniah Rubiana Thamrin Akib di Jakarta. Dalam proses daur ulang tersebut, juga ditambahkan berbagai bahan Kimia yang dapat menyebabkan dampak bahaya terhadap kesehatan tubuh kita. Di sarankan agar masyarakat tidak menggunakan kantong plastik kresek yang berwarba hitam tersebut untuk mewadahi langsung makanan siap santap. MEREK DAGANG Kemasan Styrofoam sebenarnya merupakan merek dagang pabrik Dow Chemicals dari Foamed Polystyrene. Menurut Husniah, residu monomer stiren yang tidak ikut bereaksi pada Styrofoam dapat terlepas ke dalam makanan yang berminyak atau berlemak dan mengandung alkohol terlebih dalam keadaan panas. Menurut JECFA-FAO atau WHO monomer strien tidak mengakibatkan gangguan pada kesehatan jika residunya tidak melebihi 5.000 bagian per sejuta. Meski demikian Masyarakat di himbau agar tidak menggunakan kemasan Styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan Styrofoam yang telah rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan yang berminyak atau berlemak, apalagi dalam keadaan yang panas. UJI LABORATORIUM BPOM telah melakukan sampling dan pengujian Laboratorium terhadap 11 jenis kemasan makanan dan plastik PVC. Hasilnya, satu jenis tidak memenuhi syarat. Untuk itu masyarakat di himbau untuk memperhatikan hal-hal seperti umumnya kemasan makanan PVC dapat di kenali dari Logo bertuliskan 03 di dalam segitiga dan di bawah segitiga ada tulisan PVC. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen BPOM RI di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau kunjungi Website http://www.pom.go.id. REFERENSI : KORAN KOMPAS ( 15 JULI 2009 )