Minggu, 27 Desember 2009

Bank

Bank adalah merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro.Mengingat begitu besarnya peranan perbankan diIndonesia, pengambilan keputusan perlu melakukan evaluasi kinerja yang memadai.Pada hakekatnya kinerja ekonomi terjadi dari dua kenerja utama, yaitu : kenerja keuangan dan kinerja efesiensi produktivitas.Didalam industri perbankkan, analisa yang banyak digunakan oleh banyak Negara untuk mengukur kinerja keuangan dan mengevaluasinya adalah Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liability dan Sensitivity Market To Risk yang bias disingkat dengan CAMELS.

Sedangkan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat produktivitas dan efesiensi suatu bank digunakan pendekatan parametik dan non parametik.Evaluasi kinerja keuangan mempunyai hasil yang konsisten dengan analisa DEA-Malmquist dimana kinerja bank asing lebuh baik dibandingkan dengan bank domestic (Pemerintah dan Swasta).Evaluasi kinerja bank diIndonesia juga perna dilakukan oleh Hadad.Mereka melakukan studi pada periode tahun 1997-2003 dengan alat analisis DEA.Kesimpulan yang ada adalah bahwa periode tahun 1988 dan 1999 bank swasta devisa paling evesien sedangkan pada akhir tahun 2001 hingga akhir tahun 2003 bank Pemerintah yang paling efisien.

Bank umum diIndonesia yang tercatat diBank Indonesia pada akhir tahun 2005 yang berjumlah 131 bank.Berdasarkan criteria kepemilikan, bank dibagi menjadi Bank BUMN sebanyak 5 bank, bank pembangunan daerah sebanyak 26 bank, bank swasta devisa sebanyak 34 bank, bank swasta non devisa sebanyak 37 bank, bank campuran sebanyak 19 bank dan bank asing sebanyak 11 bank.

Dalam pengukuran kinerja efesien dan produktivitas, dapat digunakan dengan analisa parametik salah satu contohnya adalah Stochastic Frontier Analysis (SFA).yang popular diantara analisis parametik lainnya dan non parametik, yaitu: Data Envelopopment Analysis (DEA).

Tiga bank BUMN, yaitu :BRI, bank Mandiri dan BNI selalu mencapai tingkat efesiensi 100%.Sedangkan bagi BTN, selama 2 tahun terakhir hanya mencapai 89% dan 97% dibandingkan seluruh jenis bank.Pada kelompok BPD, tingkat efesiensi yang dicapai cukup berfluktiuatif.Bank tersebut adalah bank BPD DKI, BPD Jawa Timur, BPD Kalimantan Tengah, BPD Kalimantan Timur, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Selatan, BPD Lampung, BPD Sumatra Selatan dan BPD Sumatra Utara.Baik bank swasta devisa maupun bank non devisa, julah bank yang dapat dinyatakan efesiensi sangat sedikit, yaitu:bank IFI, bank Mestika Darma dan bank Mega.Sedangkan untuk bank swasta non devisa tercatat bank Liman Fama Internasional, bank Kesejahteraan Ekonomi, bank Fama Internasional dan bank Tabungan Pensiunan.

Untuk katagori bank Asing 5 dari 9 bank mencapai tingkat efesiensi pada tahun 2005, yaitu:Bankok Bank, Citybank, HSBC,Standart Chartered Bank dan Tokyo Mitsubisi Bank.Dari ke empat bank yang dinyatakan tidak efesien, APB Amro tidak pernah mencapai efesiensi 100% selama kurun waktu studi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bank asing mencapai tingkat efesien yang bagus.

REFERENSI : REPOSITORY.GUNADARMA.AC.ID (ZAENAL ABIDIN).

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts :

Followers :

Mengenai Saya :

Foto saya
Susah diungkapkn dgn kata-kata karena setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda-beda terhadap saya.
free counters